Organisasi sosial
Organisasi sosial adalah
perkumpulan sosial
yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan
hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi
masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk
yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi
sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai
sendiri.
Hakekat Lembaga Sosial
Keberadaan lembaga sosial tidak lepas dari adanya norma dalam masyarakat. Di
mana nilai merupakan sesuatu yang baik, dicita- citakan, dan dianggap penting
oleh masyarakat. Oleh karenanya, untuk mewujudkan nilai sosial, masyarakat
menciptakan aturan-aturan yang tegas yang disebut norma sosial. Nilai dan norma
inilah yang membatasi setiap perilaku manusia dalam kehidupan bersama.
Sekumpulan norma akan membentuk suatu sistem norma. Inilah awalnya lembaga
sosial terbentuk. Sekumpulan nilai dan norma yang telah mengalami proses institutionalization
menghasilkan lembaga sosial.
Proses terbentuknya Lembaga Sosial
Para ilmuan sosial hingga saat ini masih berdiskusi tentang penggunaan
istilah yang berhubugnan dengan ”seperangkat aturan/ norma yang berfungsi untuk
anggota masyarakatnya”. Istilah untuk menyebutkan seperangkat aturan/ norma
yang berfungsi untuk anggota masyarakatnya itu, terdapat dua istilah yang
digunakan, yaitu ”social institution” dan ”lembaga kemasyarakatan”. Mana yang
benar? Tentu semunya tidak ada yang salah, semuanya benar. Hanya saja ada
perbedaan penekanannya. Mereka yang menggunakan istilah ”social institution”
pada umumnya adalah para antropolog, dengan menekankan sistem nilai-nya.
Sedangkan pada sosiolog, pada umumnya menggunakan istilah lembaga
kemasyarakatan atau yang dikenal dengan istilah lembaga sosial, dengan
menekankan sistem norma yang memiliki bentuk dan sekaligus abstrak. Pada
tulisan ini, akan digunakan istilah lembaga sosial dengan tujuan untuk
mempermudah tingkat pemahaman dan sekaligus merujuk pada kurikulum sosiologi
yang berlaku saat ini.Pada awalnya lembaga sosial terbentuk dari norma-norma yang dianggap penting dalam hidup bermasyarakatan. Terbentuknya lembaga sosial berawal dari individu yang saling membutuhkan , kemudian timbul aturan-aturan yang disebut dengan norma kemasyarakatan. Lembaga sosial sering juga dikatakan sebagai sebagai Pranata sosial.
Suatu norma tertentu dikatakan telah melembaga apabila norma tersebut :
- Diketahui
- Dipahami
dan dimengerti
- Ditaati
- Dihargai
Dengan demikian, lembaga sosial merupakan serangkaian tata cara dan prosedur yang dibuat untuk mengatur hubungan antarmanusia dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, lembaga sosial terdapat dalam setiap masyarakat baik masyarakat sederhana maupun masyarakat modern. Hal ini disebabkan setiap masyarakat menginginkan keteraturan hidup.
Ciri-ciri organisasi sosial
Menurut Berelson dan Steiner(1964:55) sebuah organisasi memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :- Formalitas,
merupakan ciri organisasi sosial yang menunjuk kepada adanya perumusan
tertulis daripada peratutan-peraturan, ketetapan-ketetapan, prosedur,
kebijaksanaan, tujuan, strategi, dan seterusnya.
- Hierarkhi,
merupakan ciri organisasi yang menunjuk pada adanya suatu pola kekuasaan
dan wewenang yang berbentuk piramida, artinya ada orang-orang tertentu
yang memiliki kedudukan dan kekuasaan serta wewenang yang lebih tinggi
daripada anggota biasa pada organisasi tersebut.
- Besarnya
dan Kompleksnya, dalam hal ini pada umumnya organisasi sosial memiliki
banyak anggota sehingga hubungan sosial antar anggota adalah tidak
langsung (impersonal), gejala ini biasanya dikenal dengan gejala
“birokrasi”.
- Lamanya (duration),
menunjuk pada diri bahwa eksistensi suatu organisasi lebih lama daripada
keanggotaan orang-orang dalam organisasi itu.
- Rumusan
batas-batas operasionalnya(organisasi) jelas. Seperti yang telah
dibicarakan diatas, organisasi akan mengutamakan pencapaian tujuan-tujuan
berdasarkan keputusan yang telah disepakati bersama. Dalam hal ini,
kegiatan operasional sebuah organisasi dibatasi oleh ketetapan yang
mengikat berdasarkan kepentingan bersama, sekaligus memenuhi aspirasi
anggotanya.
- Memiliki
identitas yang jelas. Organisasi akan cepat diakui oleh masyarakat
sekelilingnya apabila memiliki identitas yang jelas. Identitas berkaitan
dengan informasi mengenai organisasi, tujuan pembentukan organisasi,
maupun tempat organisasi itu berdiri, dan lain sebagainya.
- Keanggotaan
formal, status dan peran. Pada setiap anggotanya memiliki peran serta
tugas masing masing sesuai dengan batasan yang telah disepakati bersama.
Alasan berorganisasi
Organisasi didirikan oleh sekelompok orang tentu memiliki alasan. Seorang
pakar bernama Herbert G. Hicks mengemukakan dua alasan mengapa orang memilih
untuk berorganisasi: a. Alasan Sosial (social reason), sebagai “zoon politicon
” artinya mahluk yang hidup secara berkelompok, maka manusia akan merasa
penting berorganisasi demi pergaulan maupun memenuhi kebutuhannya. Hal ini
dapat kita temui pada organisasi-organisasi yang memiliki sasaran intelektual,
atau ekonomi. b. Alasan Materi (material reason), melalui bantuan organisasi
manusia dapat melakukan tiga macam hal yang tidak mungkin dilakukannya sendiri
yaitu: 1) Dapat memperbesar kemampuannya 2) Dapat menghemat waktu yang
diperlukan untuk mencapai suatu sasaran, melalui bantuan sebuah organisasi. 3)
Dapat menarik manfaat dari pengetahuan generasi-generasi sebelumnya yang telah
dihimpun.
Tipe-tipe organisasi
Secara garis besar organisasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
organisasi formal dan organisasi informal. Pembagian tersebut tergantung pada
tingkat atau derajat mereka terstruktur. Namur dalam kenyataannya tidak ada
sebuah organisasi formal maupun informal yang sempurna.
Organisasi Formal Resmi
Organisasi formal/ Resmi adaah organisasi yang dibentuk oleh sekumpulan
orang/masyarakat yang memiliki suatu struktur yang terumuskan dengan baik, yang
menerangkan hubungan-hubungan otoritasnya, kekuasaan, akuntabilitas dan
tanggung jawabnya, serta memilki kekuatan hukum. Struktur yang ada juga
menerangkan bagaimana bentuk saluran-saluran melalui apa komunikasi
berlangsung. Kemudian menunjukkan tugas-tugas terspesifikasi bagi masing-masing
anggotanya. Hierarki sasaran organisasi formal dinyatakan secara eksplisit.
Status, prestise, imbalan, pangkat dan jabatan, serta prasarat lainya
terurutkan dengan baik dan terkendali. Selain itu organisasi formal tahan lama
dan mereka terencana dan mengingat bahwa ditekankan mereka beraturan, maka
mereka relatif bersifat tidak fleksibel. Contoh organisasi formal ádalah
perusahaan besar, badan-badan pemerintah, dan universitas-universitas (J
Winardi, 2003:9).
Organisasi informal
Keanggotaan pada organisasi-organisasi informal dapat dicapai baik secara
sadar maupun tidak sadar, dan kerap kali sulit untuk menentukan waktu eksak
seseorang menjadi anggota organisasi tersebut. Sifat eksak hubungan antar
anggota dan bahkan tujuan organisasi yang bersangkutan tidak terspesifikasi.
Contoh organisasi informal adalah pertemuan tidak resmi seperti makan malam
bersama. Organisasi informal dapat dialihkan menjadi organisasi formal apabila
hubungan didalamnya dan kegiatan yang dilakukan terstruktur dan terumuskan.
Selain itu, organisasi juga dibedakan menjadi organisasi primer dan organisasi sekunder
menurut Hicks:- Organisasi
Primer, organisasi semacam ini menuntut keterlibatan secara lengkap,
pribadi dan emosional anggotanya. Mereka berlandaskan ekspektasi rimbal
balik dan bukan pada kewajiban yang dirumuskan dengan eksak. Contoh dari
organisasi semacam ini adalah keluarga-keluarga tertentu.
- Organisasi
Sekunder, organisasi sekunder memuat hubungan yang bersifat intelektual,
rasional, dan kontraktual. Organisasi seperti ini tidak bertujuan
memberikan kepuasan batiniyah, tapi mereka memiliki anggota karena dapat
menyediakan alat-alat berupa gaji ataupun imbalan kepada anggotanya.
Sebagai contoh organisasi ini adalah kontrak kerjasama antara majikan
dengan calon karyawannya dimana harus saling setuju mengenai seberapa
besar pembayaran gajinya.
Organisasi-organisasi politik Organisasi
berdasarkan sasaran pokok mereka
Organisasi yang didirikan tentu memiliki sasaran yang ingin dicapai secara
maksimal. Oleh karenanya suatu organisasi menentukan sasaran pokok mereka
berdasarka kriteria-kriteria organisasi tertentu. Adapun sasaran yang ingin
dicapai umumnya menurut J Winardi adalah:- Organisasi
berorientasi pada pelayanan (service organizations), yaitu
organisasi yang berupaya memberikan pelayanan yang profesional kepada
anggotanya maupun pada kliennya. Selain itu siap membantu orang tanpa
menuntut pembayaran penuh dari penerima servis.
- Organisasi
yang berorientasi pada aspek ekonomi (economic organizations),
yaitu organisasi yang menyediakan barang dan jasa sebagai imbalan dalam
pembayaran dalam bentuk tertentu.
- Organisasi
yang berorientasi pada aspek religius (religious organizations)
- Organisasi-organisasi
perlindungan (protective organizations)
- Organisasi-organisasi
pemerintah (government organizations)
- Organisasi-organisasi
sosial (social organizations)
Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi_sosial
Tidak ada komentar:
Posting Komentar