Paragraf adalah suatu
bagian dari bab pada sebuah karangan atau karya ilmiah yang mana cara
penulisannya harus dimulai dengan baris baru. Paragraf dikenal juga dengan nama
lain alinea. Paragraf dibuat dengan membuat kata pertama pada baris pertama
masuk ke dalam (geser ke sebelah kanan) beberapa ketukan atau spasi. Demikian
pula dengan paragraf berikutnya mengikuti penyajian seperti paragraf
pertama.Ada berbagai macam paragraf diantaranya :
a) Paragraf
Campuran adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau
kalimat topik kemudian diikuti kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan
kalimat topik.Kalimat topik yang ada pada akhir paragraf merupakan penegasan
dari awal paragraf. Contoh:
Dalam kehidupan sehari-hari manusia
tidak dapat dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan apa pun yang dilakukan manusia
pasti menggunakan sarana komunikasi, baik sarana komunikasi yang sederhana
maupun yang modern. Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan bisa maju
seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.
b) Paragraf
Deskriptif/Naratif/Menyebar adalah paragraf yang tidak memiliki kalimat utama.
Pikiran utamanya menyebar pada seluruh paragraf atau tersirat pada
kalimat-kalimat penjelas. Contoh:
Di pinggir jalan banyak orang
berjualan kue dan minuman. Harganya murah-murah, Sayang banyak lalat karena
tidak jauh dari tempat itu ada tumpukan sampah busuk. Dari sampah, lalat
terbang dan hinggap di kue dan minuman. Orang yang makan tidak merasa terganggu
oleh lalat itu. Enak saja makan dan minum sambil beristirahat dan berkelakar.
Jenis Alinea berdasarkan letak ide pokoknya
1. Paragraf
deduktif adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau
kalimat topik kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas. Contoh:
Kemauannya sulit untuk diikuti.
Dalam rapat sebelumnya sudah diputuskan bahwa dana itu harus disimpan dulu.
Para peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia memaksa
menggunakannya membuka usaha baru.
2. Paragraf
Induktif adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan penjelasan-penjelasan
kemudian diakhiri dengan kalimat topik. Paragraf induktif dapat dibagi ke dalam
tiga jenis, yaitu generalisasi, analogi, dan kausalitas.
a) Generalisasi adalah pola pengembangan paragraf
yang menggunakan beberapa fakta khusus untuk mendapatkan kesimpulan yang
bersifat umum. Contoh:
Setelah
karangan anak-anak kelas tiga diperiksa, ternyata Ali, Toto, Alex, dan Burhan,
mendapat nilai delapan. Anak-anak yang lain mendapat nilai tujuh. Hanya Maman
yang enam dan tidak seorang pun mendapat nilai kurang. Oleh karena itu, boleh
dikatakan anak-anak kelas tiga cukup pandai mengarang.
Yang
menjadi penjelasannya di atas adalah:
1.Pemerolehan nilai Ali, Toto, Alex,
Burhan, Maman, dan anak-anak kelas tiga yang lain merupakan peristiwa khusus.
2.Peristiwa khusus itu kita
hubung-hubungkan dengan penalaran yang logis.
3.Kesimpulan atau pendapat yang kita
peroleh adalah bahwa anak kelas tiga cukup pandai mengarang.
4.Kesimpulan bahwa anak kelas tiga cukup
pandai mengarang, mencakup Ali, Toto, Alex, Burhan, Maman, dan anak-anak
lainnya. Dalam kesimpulan terdapat kata cukup karena Maman hanya mendapat nilai
enam. Jika Maman juga mendapat nilai tujuh atau delapan, kesimpulannya adalah
semua anak kelas tiga pandai mengarang.
b) Analogi adalah pola penyusunan paragraf yang
berisi perbandingan dua hal yang memiliki sifat sama. Pola ini berdasarkan
anggapan bahwa jika sudah ada persamaan dalam berbagai segi maka akan ada
persamaan pula dalam bidang yang lain. Contoh:
Alam
semesta berjalan dengan sangat teratur, seperti halnya mesin. Matahari, bumi,
bulan, dan binatang yang berjuta-juta jumlahnya, beredar dengan teratur,
seperti teraturnya roda mesin yang rumit berputar. Semua bergerak mengikuti
irama tertentu. Mesin rumit itu ada penciptanya, yaitu manusia. Tidakkah alam
yang Mahabesar dan beredar rapi sepanjang masa ini tidak ada penciptanya?
Pencipta alam tentu adalah zat yang sangat maha. Manusia yang menciptakan
mesin, sangat sayang akan ciptaannya. Pasti demikian pula dengan Tuhan, yang
pasti akan sayang kepada ciptaan-ciptaan-Nya itu.
Dalam paragraf di atas, penulis
membandingkan mesin dengan alam semesta. Mesin saja ada penciptanya, yakni
manusia sehingga penulis berkesimpulan bahwa alam pun pasti ada pula
penciptanya. Jika manusia sangat sayang pada ciptaannya itu, tentu demikian
pula dengan Tuhan sebagai pencipta alam. Dia pasti sangat sayang kepada
ciptaan-ciptaan-Nya itu.
c) Hubungan
Kausal Hubungan kausal adalah pola penyusunan paragraf dengan menggunakan
fakta-fakta yang memiliki pola hubungan sebab-akibat. Misalnya, jika
hujan-hujanan, kita akan sakit kepala atau Rini pergi ke dokter karena ia sakit
kepala. Ada tiga pola hubungan kausalitas, yaitu sebab-akibat, akibat-sebab,
dan sebab-akibat 1 akibat 2.
Jenis alinea berdasarkan bentuk dan sifatnya
Isi sebuah paragraf dapat bermacam-macam bergantung
pada maksud penulisannya dan tuntutan konteks serta sifat informasi yang akan
disampaikan.Penyelarasan sifat isi paragraf dengan isi karangan sebenarnya
cukup beralasan karena pekerjaan menyusun paragraf adalah pekerjaan mengarang
juga.
Berdasarkan bentuk dan sifatnya, alinea dapat
digolongkan atas lima macam,yaitu:
1. Paragraf
Persuasif : adalah isi paragraf mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi
atau mengajak pembaca. Paragraf persuasif banyak dipakai dalam penulisan
iklan,terutama majalah dan Koran . Sedangkan paragraf argumentasi, deskripsi,
daneksposisi umumnya dipakai dalam karangan ilmiah seperti buku,skripsi makalah
dan laporan. Paragraf naratif sering dipakai untuk karangan fiksi seperti cerpen
dan novel.
2. Paragraf
argumentasi : adalah isi paragraf membahas satu masalah dengan bukti_bukti
alasan yang mendukung.
3. Paragraf
naratif : adalah isi paragraf menuturkan peristiwa atau keadaan dalam bentuk
data atau cerita.
4. Paragraf
deskritif : adalah paragraf yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu dengan
bahasa.
5. Paragraf
eksposisi : adalah paragraf yang memaparkan sesuatu fakta atau kenyataan
kejadian tertentu.
Pengembangan Alinea
Pengembangan paragraf sangat berkaitan erat dengan posisi kalimat topik
karena kalimat topiklah yang mengandung inti permasalahan atau ide utama
paragraf. Pengembangan paragraph deduktif, misalnya, yang menempatkan
ide/gagasan utama pada awal paragraf, pasti berbeda dengan pengembangan
paragraf induktif yang merupakan kebalikan dari paragraf deduktif. Demikian
juga dengan tipe paragraf yang lainnya.
Selain
kalimat topik, pengembangan paragraf berhubungan pula dengan fungsi paragraf
yang akan dikembangkan: sebagai paragraf pembuka, paragraf pengembang, atau
paragraf penutup. Fungsi tersebut akan mempengaruhi pemilihan metode
pengembangan karena misi ketiga paragraf tersebut dalam karangan saling berbeda
.
Metode pengembangan paragraf akan bergantung pada
sifat informasi yang akan disampaikan,yaitu: persuasive, argumentatif, naratif,
deskriptif, dan eksposisi. Metode tersebut sudah pasti digunakan untuk
mengembangkan alinea argumentatif, misalnya akan berbeda dengan naratif.
Setelah
mempertimbangkan factor tersebut barulah kita memilih salah satu metode pengembangan
paragraf yang dianggap paling tepat dan efektif. Diantara banyak metode
pengembangan paragraf yang terdapat di dalam buku – buku komposisi, disini
diangkat enam metode yang umum dipakai untuk mengembangkan alinea dalam
penulisan karangan. Metode yang dimaksud adalah : metode definisi, metode
contoh, metode sebab-akibat, metode umum khusus, dan metode klasifikasi.
Didalam
mengarang, keenam metode pengembangan paragraf tersebut dapat dipakai silih
berganti sesuai dengan keperluan penulis.
1) Metode Definisi
Yang
dimaksud dengan definisi adalah usaha penulis untuk menerangkan
pengertian/konsepistilah tertentu. Untuk dapat merumuskan definisi yang jelas,
penulis hendaknya memperhatikan klasifikasi konsep dan penentuan cirri khas
konsep tersebut. Satu hal yang perlu diingat dalam membuat definisi, kita tidak
boleh mengulang kata atau istilah yang kita definisikan di dalam teks definisi
itu
2) Metode Proses
Sebuah
paragraf dikatakan memakai metode proses apabila isi alinea menguraikan suatu
proses. Proses ini merupakan suatu urutan tindakan atau perbuatan untuk
menciptakan atau menghasilkan sesuatu. Bila urutan atau tahap – tahap kejadian
berlangsung dalam waktu yang berbeda, penulis harus menyusunnya secara runtut
(kronologis). Banyak sekali peristiwa atau kejadian yang prosesnya berbeda satu
sama lainnya. Proses kerja suatu mesin , misalnya, tentu berbeda sangat jauh
dengan proses peristiwa sejarah.
3) Metode Contoh
Dalam
karangan ilmiah, contoh dan ilustrsi selalu ditampilkan. Contoh-contoh terurai,
lebih-lebih yang memerlukan penjelasan rinci tentu harus disusun berbentuk
paragraf.
4) Metode Sebab-Akibat
Metode
sebab-akibat atau akibat-sebab (kausalitas) dipakai untuk menerangkan suatu
kejadian dan akibat yang ditimbulkannya, atau sebaliknya. Factor yang
terpenting dalam metode kausalitas ini adalah kejelasan dan kelogisan. Artinya,
hubungan kejadian dan penyebabnya harus terungkap jelas dan informasinya sesuai
dengan jalan pikiran manusia. Metode kausalitas atau sebab-akibat umumnya
tampil di tengah karangan yang berisi pembahasan atau analisis. Sifat
paragrafnya argumentative murni atau dikombinasikan dengan deskriptif ata
eksposisi.
5) Metode Umum-Khusus
Metode
umum-khusnya dan khusus-umum paling banyak dipakai untuk mengembangkan gagasan
paragraf agar tampak teratur. Bagi penulis pemula, belajar menyusun paragraf
dengan metode ini adalah yang paling disarankan. Pertimbangannya, di samping
mengembangkan urutan umum-khusus relative lebih gampang,juga karena model
inilah yang paling banyak dipakai dalam karangan ilmiah dan tulisan eksposisi
seperti arikel dalam media massa.
6) Metode Klasifikasi
Bila kita
akan mengelompokan benda-benda atau non benda yang memiliki persamaan ciri
seperi sifat, bentuk, ukuran, dan lain-lain, cara yang paling tepat adalah
dengan metode klasifikasi. Klsifikasi sebenarnya bukan khusu untuk persamaan
factor tersebut di atas, tetapi juga untuk perbedaan. Namun, pengelompokan
tidak berhenti pada inventarisasi persamaan dan perbedaan. Setelah
dikelompokan, lalu dianalisis untuk mendapatkan generalisasi, atau paling tidak
untuk diperbandingkan atau dipertentangkan satu sama lainnya.
7) Sebab - Akibat
Penalaran ini berawal dari peristiwa yang merupakan
sebab, kemudian sampai pada kesimpulan sebagai akibatnya. Polanya adalah A
mengakibatkan B. Contoh:
Era Reformasi tahun pertama dan tahun kedua ternyata
membuahkan hasil yang membesarkan hati. Pertanian, perdagangan, dan industri,
dapat direhabilitasi dan dikendalikan. Produksi nasional pun meningkat. Ekspor
kayu dan naiknya harga minyak bumi di pasaran dunia menghasilkan devisa
bermiliar dolar AS bagi kas negara. Dengan demikian, kedudukan rupiah menjadi kian
mantap. Ekonomi Indonesia semakin mantap sekarang ini. Oleh karena itu, tidak
mengherankan apabila mulai tahun ketiga Era Reformasi ini, Indonesia sudah
sanggup menerima pinjaman luar negeri dengan syarat yang kurang lunak untuk
membiayai pembangunan.
Hal penting yang perlu kita perhatikan dalam membuat
kesimpulan pola sebab-akibat adalah kecermatan dalam menganalisis peristiwa
atau faktor penyebab.
8) Akibat -
Sebab
Dalam pola ini kita memulai dengan peristiwa yang
menjadi akibat. Peristiwa itu kemudian kita analisis untuk mencari penyebabnya.
Contoh:
Kemarin Badu tidak masuk kantor. Hari ini pun tidak.
Pagi tadi istrinya pergi ke apotek membeli obat. Karena itu, pasti Badu itu
sedang sakit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar